Tokopedia Gunakan Teknologi AI dan ML Penjualnya
Tokopedia seakan jadi tumpuan ekonomi jutaan wirausahawan mikro di didalam negeri. Menurut riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, startup unicorn ini miliki lebih dari 5 juta penjual pada 2018.
Sebesar 94 persen di antaranya adalah penjual skala mikro, atau yang berpenghasilan di bawah 100 juta per tahun.
Demi memberdayakan jutaan penjualnya, Tokopedia memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning (ML).
Teknologi ini dapat menambahkan data bagi para penjual untuk menopang mereka didalam memproyeksikan bisnisnya. Hanya saja, data ini dapat dipaparkan dengan langkah yang lebih ringan dimengerti penjual.
“Kita buat sesederhana mungkin. Jadi penjual di Tokpedia akan memiliki dashboard yang mudah digunakan,” jelas William Tanuwijaya, CEO dan Co-founder Tokopedia dalam acara diskusi yang berlangsung di Jakarta dilansir dari laman bcjambi.com
Dashboard tersebut akan berisi insight berupa rekomendasi yang bisa membantu para penjual. Misalnya soal tren motif batik yang sedang berkembang.
Penjual pakaian akan mendapatkan rekomendasi tentang corak batik yang sedang tren dan perkiraan produksi yang dibuthkan di suatu daerah.
“Jadi ini menggunakan machine learning yang rekomendasinya bisa berubah sesuai dengan perkembangan tren di seluruh Indonesi,” jelas William.
William menyadari bahwa sebagai startup digital, pemanfaatan AI akan mengubah lansekap industri secara masif.
Sebab itulah, Tokopedia juga menggandeng beberapa universitas ternama untuk mengembangkan talenta di bidang AI demi menemukan inovasi yang solutif.
Salah satunya adalah dengan membangun Tokopedia AI Center of Excellence. Di sana, Tokopedia memanfaatkan teknologi super-komputer yang bisa membantu akademisi dan periset menemukan solusi yang ada di masyarakat menggunakan teknologi AI.
Gandeng UI, Tokopedia Bikin Pusat AI Berteknologi Super Komputer
Tokopedia menggandeng Universitas Indonesia (UI) meluncurkan AI Center of Excellence sekaligus menjadi pusat pengembangan kecerdasan buatan yang pertama di Indonesia.
Nantinya, AI Center of Excellence akan memakai teknologi super-komputer deep learning Nvidia DGX-1 dan mendorong para pelaku akademi serta peneliti untuk memanfaatkan teknologi.
CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan kolaborasi kami dengan Universitas Indonesia akan menjembatani pelaku akademi dan periset, bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan, agar dapat mendorong riset dan pengembangan AI demi pemberdayaan dan kemajuan bangsa.
“Bayangkan suatu waktu di mana semua orang dapat memperluas bisnis dari manapun mereka berada dan dapat menghantarkan produk dan menghadirkan layanan terbaik. Semua hal ini tidak hanya akan menjadi mimpi dan dapat direalisasikan melalui Artificial Intelligence, seperti misalnya demand prediction, smart warehouse, and smart logistic,” katanya.
Di AI Center, para peneliti dari UI akan mengembangkan solusi berbasis AI untuk menghadirkan solusi bagi masalah yang terjadi di tengah masyarakat dan industri, termasuk industri e-commerce, misalnya mengenai logistik, manajemen risiko, keamanan siber, serta pembayaran.
Dekan Fasilkom UI, Mirna Adriani, Ph.D mengatakan AI Center of Excellence dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dan peneliti di Fasilkom UI dalam mengembangkan inovasi bidang AI serta penerapannya pada berbagai permasalahan nyata seperti pembayaran digital, sistem analitika e-commerce, logistik, urban mobility, kesehatan, teknologi maritim, keamanan informasi, maupun layanan publik.
“Fasilitas ini mendukung Fasilkom UI dalam menghasilkan sumber daya manusia yang siap berkontribusi dan berdaya saing secara global khususnya di bidang AI,” katanya.